Tuesday, September 6, 2011

Sering Disundut Rokok & Alami Kekerasan Sejak Menikah

Kebon Jeruk, Jakarta Barat
          Pegawai sebuah salon kecantikan di daerah itu tergolek lemah di atas tempat tidur. Kepala Eri berbalut perban. Dia mengalami luka serius di bagian wajah dan sekujur tubuh setelah disiram air keras oleh Irawan, suaminya.

Di sampingnya duduk sang ayah, Teguh Setiawan, dan anaknya, Zeinda.

Eri bekerja di ibu kota sejak enam tahun silam. Adapun Irawan, bekerja sebagai kuli bangunan dan sopir di daerah Kalibata, Jakarta Timur. Keduanya telah menikah selama 18 tahun.

Menurut ibu Eri, Mundari, selama perkawinan putrinya kerap mendapat kekerasan. Bahkan, pernah suatu ketika Irawan menyundut sang istri dengan rokok menyala.

”Anak saya baru bersedia mengaku dan menunjukkan luka itu kepada saya setelah kejadian ini,” tutur Mundari di luar Ruang Teratai, tempat Eri dirawat.

Irawan juga tak segan-segan memukul dan menarik rambut Eri saat terbakar emosi. Pelaku sebelumnya sempat berjaya sebagai pengusaha sembako di Kelurahan Watesalit, Batang.

Pada 2004, usaha sembako itu gulung tikar. Irawan pun menganggur.

”Karena suaminya menganggur, anak saya berangkat ke Jakarta untuk mencari nafkah. Dia ingin ikut membantu mencari nafkah,” tutur Mundari.

Berkat pernikahan itu, pasangan ini dikaruniai tiga anak. Ketiganya tinggal bersama Mundari di Jalan Perintis Kemerdekaan, Watesalit, setelah orang tua mereka merantau ke Jakarta.

Di Mapolsek Batang Kota, Irawan menyebut istrinya mengajak cerai sejak 30 Mei lalu. Menurut Irawan, permintaan itu diungkapkan karena Eri sudah menikah siri dengan lelaki lain di ibu kota.

”Saya sudah beberapa kali mengajak dan mengingatkan Eri untuk pulang ke Batang. Namun dia tidak mau, justru selalu mengajak cerai,” kata Irawan.

Foto di Ponsel
         Puncak kekesalan Irawan terjadi saat dia mendatangi rumah kontrakan sang istri di Kebon Jeruk. Dia mengaku menemukan foto-foto korban dalam kamar hotel bersama lelaki yang diduga selingkuhannya itu.

”Saya sengaja menyita ponsel milik Eri yang berisi foto-foto bersama lelaki lain. Foto-foto itu sudah saya cetak. Bukti itu menguatkan saya bahwa Eri benar-benar telah selingkuh,” beber Irawan.

Mengenai aksi kekerasan, Irawan mengelak kerap melakukannya. Dia juga menyatakan tuduhan menyulutkan rokok ke kulit Eri tidak benar. ”Selama berumah tangga, saya tidak pernah bertengkar. Hanya kali ini saja karena istri selingkuh,” ujarnya.

Saat kejadian, Eri tengah menunggu sidang lanjutan gugatan cerai. Dia didampingi oleh sang ibu yang tak luput terkena siraman air keras.

Lantaran kejadian ini, sidang di Pengadilan Agama Batang akhirnya batal digelar. Irawan juga harus mendekam di dalam hotel prodeo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

”Saya khilaf, saya betul-betul menyesal,” tutur Irawan. Namun, nasi telah menjadi bubur.