Wednesday, February 8, 2012

Kembar Swedia Asal Semarang - Belum Yakin Akhirnya Melacak Sendiri

Stockholm__- 
Berita tentang ditemukannya orang tua kandung kembar asal Indonesia yang diadopsi oleh keluarga berbeda di Swedia, Lin Backlund dan Emilie Falk, akhirnya sampai ke kelinga dua bersaudara itu. Namun baik Lin maupun Emilie mengaku, mereka belum bisa sepenuhnya percaya pada pemberitaan itu.

’’Ini sungguh luar biasa,’’ kata Lin Backlund kepada The Local, media setempat, kemarin. 

’’Namun kami berhati-hati agar tidak terlalu bersemangat. Kami belum sepenuhnya yakin informasi itu benar.’’

Seorang perempuan berusia 65 tahun warga Desa Delikrejo mengaku sebagai ibu kandung kembar Swedia itu. Perempuan bernama Maryati Radjiman itu mengaku memiliki 15 anak, dua di antaranya Lin dan Emilie. Menurut Maryati, saat kecil Lin bernama Nur Hidayah sementara Emilie bernama Nur Khasanah.

”Saya melahirkan bayi perempuan kembar pada 1983. Mereka saya beri nama Nur Khasanah dan Nur Hidayah,’’ kata Maryati. Dia mengaku terpaksa memberikan bayi itu ke panti asuhan karena keterbatasan ekonomi.

Maryati mengaku bahwa saat hendak memberikan dua putri kembarnya ke panti asuhan, dia membisiki mereka supaya selalu ingat kepadanya.

’’Sok nek wis gedhe eling Make ya, Nduk (Kalau sudah besar, ingat Ibu ya, Nak),’’ katanya menirukan bisikannya saat itu.

’’Saya tidak menginginkan apa-apa. Saya hanya ingin bertemu mereka.’’

Pertemuan kembar Emilie dan Lin menjadi pemberitaan media di dunia karena keduanya baru bertemu saat berusia 29 tahun meskipun selama ini sebenarnya tinggal di kota dan negara yang sama. Yang lebih menarik, tempat tinggal mereka hanya berjarak 70 kilometer.

Kembar asal Indonesia itu diadopsi oleh dua keluarga berbeda di Swedia. Keduanya saat ini sama-sama berprofesi sebagai guru dan menikah pada hari yang sama. Baik Lin maupun Emilie juga berdansa diiringi lagu yang sama saat hari pernikahan mereka. 

Lin dan Emilie baru menyadari bahwa mereka kembar tahun lalu. Setelah bertemu, keduanya sepakat untuk melakukan tes DNA. Hasilnya, 99,98 persen cocok. Dan sejak itu keduanya pun berkawan karib.

Bulan lalu, Lin Backlund kepada The Local menyatakan keinginannya untuk mengetahui jika dia masih memiliki keluarga di Indonesia. Dan kini, keinginan itu tampaknya akan segera menjadi nyata.

’’Saya telah memberi tahu Emilie tentang semuanya,’’ kata Lin, sehari setelah The Local mengabarkan perihal penemuan ibu kandungnya. 

’’Kami masih memeriksanya dan belum yakin benar. Alamat panti asuhan yang diberitakan, salah. Selain itu ada banyak orang yang mengontak kami. Banyak hal terjadi. Anda tidak akan bisa memahaminya.’’

Terdapat sejumlah perbedaan dalam surat adopsi sehingga saudara kembar itu tidak tahu bahwa mereka bersaudara. Ketika mereka masih berusia dua tahun, orang tua angkat mereka sempat mempertemuakan keduanya. Namun lantaran dua bersaudara itu dianggap tidak memiliki kemiripan, orang tua mereka pun tidak pernah bertemu lagi. 

Kembar itu hanya diketahui lahir pada hari yang sama dengan nama ibu kandung yang juga sama, Maryati Radjiman. Saat itu tes DNA belum bisa dijadikan pilihan sehingga kemungkinan bahwa keduanya adalah saudara kembar diabaikan oleh orang tua angkat masing-masing.

Lin dan Emilie menyatakan, saat ini mereka lebih memilih untuk melacak sendiri keberadaan keluarga kandungnya di Indonesia.

’’Untuk saat ini kami tidak akan muncul dulu. Jika benar kami memiliki keluarga di Indonesia, tentu kami ingin bertemu dengan mereka. Namun kami ingin melakukannya sendiri,’’ ungkapan Lin.

’’Kami juga ingin menghormati keluarga yang ada di Indonesia. Kami tidak ingin mereka diserbu media dari seluruh dunia.’’