Tuesday, February 28, 2012

Operasi Kelamin Ganda, Santi (23 tahun), dan Topan (Balita 1 Tahun)

KELAMIN GANDA: Topan, balita penderita kelamin ganda, menangis saat di photo.
Selain Santi yang akan segera di operasi, Yanti dan Zakaria ini yang masih satu saudara
dengan Topan juga memiliki kelamin ganda.
Hasil pemeriksaan genetika Santi (23), warga Desa Sokasari, Bumijawa, oleh tim dokter RSUP Dr Kariadi Semarang menyebutkan, kalau dia cenderung perempuan. Tim dokter di RS tersebut akan segera mengoperasi kelamin warga Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, itu.

Namun, upaya operasi pergantian kelamin itu menunggu keputusan dari Pengadilan Negeri (PN) Slawi terkait kepastian status jenis kelamin Santi.

Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Pemkab Tegal, dokter Titis Cahyaningsih kemarin mengata­kan, sesuai hasil pemeriksaan tim dokter RSUP dr Karyadi, kecenderungan genetika Santi adalah perempuan. Namun, hasil tersebut harus ditetapkan melalui PN. Proses penetapan status Santi dilaksanakan oleh pihak Kec­amatan Bumijawa.

”Sesuai informasi dari tim dokter RSUP Dr Kariadi, Santi akan dioperasi pada dua pekan mendatang. Biaya operasi ditanggung pemerintah melalui program Jamkesmas,” katanya.

Menurut dia, Dinkes telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehat­an dan tim dokter RSUP Dr Kariadi terkait pembebasan biaya medis Santi. Kemarin, pihaknya mendatangi langsung pasien untuk mengecek kesiapan medis untuk menjalani operasi.

Dan selain itu,, Dinkes juga memberikan sedikit bantuan untuk biaya hidup selama menjalan operasi.

Camat Bojong, Saidno mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan permohonan status gender Santi ke PN. Namun, hingga kini masih dalam proses. Kendati Dinkes telah memberikan menjamin biaya operasi Santi, namun biaya hidup keluarga Santi selama menjalani operasi diperkirakan bakal membengkak.

”Keluarga Santi hidup di bawah garis kemiskinan. Kami berharap para dermawan untuk menyumbangkan sebagian rezekinya untuk Santi.”


Namuunn,,,

”Tiga pasien penderita kelamin ganda lainnya di Desa Sokasari juga akan ditangani. Lebih lanjut dikatakan, ketiga pasien itu yakni Yanti (8 tahun), Topan (1 tahun) dan Zakaria (9 tahun). 

"Hasil pemeriksaan genetika ketiga pasien yang masih satu saudara itu juga perempuan,” terangnya.

Padahal, dua pasien di antaranya memiliki nama laki-laki dan selama ini hidup sebagai laki-laki. Kondisi itu mempersulit proses pemulihan kejiwaan kedua pasien tersebut.

”Lingkungan juga mempeng­aruhi status gender penderita kelamin ganda. Maka dari itu kami minta jika ada lagi penderita kelamin ganda di daerah sekitar kita, se-segera mungkin diperiksakan ke dokter atau pus­kesmas terdekat,” katanya.