Tuesday, September 13, 2011

Talib Roket Kedubes AS

Sejumlah roket kemarin mendarat di kompleks Kedubes AS, markas NATO, dan gedung-gedung asing lain di Kabul, Afghanistan.

Sedikitnya, dua warga sipil dan dua polisi tewas serta 22 lainnya terluka dalam serangan yang terjadi pada sore hari tersebut. Kelompok militan Talib mengklaim bertanggung jawab.

Insiden terbaru itu mengingatkan bahwa keamanan di Afghanistan masih belum stabil setelah hampir satu dasawarsa invasi AS yang berujung pada penggulingan kekuasaan Talib di negara itu pascaserangan teroris 11 September di gedung WTC New York dan Pentagon.

Polisi mengungkapkan, sekelompok pria melepaskan tembakan dari sebuah gedung bertingkat yang sedang dibangun di sekitar Bundaran Abdul Haq, Kabul, sekitar 300 meter dari Kedubes AS. Mereka terlibat baku tembak dengan polisi setempat. Para pejabat Amerika belum bisa dimintai keterangan mengenai serangan tersebut.

Lokasi Kedubes AS berada di pinggir kawasan Wazir Akbar Khan. Ledakan bom juga mengguncang kawasan yang ditempati sejumlah kedubes dan organisasi asing tersebut. Paling tidak, satu roket mendarat di sebuah gedung Tolo TV dan satu lainnya meledak di dekat sebuah mobil minibus yang mengangkut anak-anak sekolah.

Juru bicara kelompok Talib, Zabiullah Mujahid, menyatakan sejumlah sukarelawan bom bunuh diri menyerang tentara Afghanistan dan pasukan asing di lapangan tersebut. Melalui pesan tertulis, dia mengklaim bahwa orang-orangnya juga menyerang kantor dinas intelijen Afghanistan dan bandara.

Pesan Singkat

Serangan terbaru itu terjadi beberapa pekan setelah para pelaku bom bunuh diri menyerang kantor British Council di Kabul dan menewaskan 12 orang. Talib juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada 19 Agustus tersebut, yang menurut mereka untuk memperingati hari kemerdekaan Afghanistan dari Inggris pada 1919.

“Hari ini (kemarin-Red) pada pukul 13.00 (15.30 WIB), di kawasan Bundaran Abdul Haq, Kabul, terjadi serangan bunuh diri skala besar terhadap gedung-gedung asing dan intelijen,” bunyi pesan singkat yang disampaikan Zabiullah Mujahid untuk mengabarkan serangan Selasa kemarin tersebut.

Menurut BBC, para penyerang sepertinya mengoordinasikan operasi mereka dari sebuah gedung bertingkat yang sedang dibangun di dekat Kedubes AS. Koresponden BBC juga melihat sebuah granat yang ditembakkan dengan peluncur gagal mengenai kedubes tersebut.

Tak lama kemudian, pasukan Marinir AS terlihat di atas atap kedubes untuk mengamati situasi dan memeriksa kerusakan yang terjadi.

Laporan-laporan yang dikumpulkan dari sekitar lokasi kejadian menyebutkan, sedikitnya empat pelaku bom bunuh diri terlibat dalam serangan tersebut. Salah seorang di antaranya dilaporkan meledakkan diri di dalam sebuah taksi. Hingga semalam, jumlah korban masih simpang siur.

Beberapa sumber keamanan Barat mengungkapkan, markas Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di bawah bendera NATO juga menjadi sasaran serangan roket tersebut. Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen menyatakan, serangan Talib di Kabul tersebut merupakan upaya untuk menggagalkan rencana penyerahan tanggung jawab keamanan kepada pasukan pemerintah Afghanistan.

“Saya yakin upaya itu tidak akan berhasil. Serangan itu tidak menggoyahkan kepercayaan diri dan kemampuan pasukan pemerintah Afghanistan yang telah siap dengan transisi tanggung jawab keamanan.”

Tahun ini merupakan tahun paling berdarah di Afghanistan sejak pasukan koalisi asing pimpinan AS menumbangkan kekuasaan Talib.