Tuesday, September 6, 2011

Loyalis Gaddafi Telah Tiba di Niger

•AGADEZ.  Sebuah konvoi militer 50 kendaraan dari Libia menyeberang perbatasan gurun selatan dan tiba di Niger, kemarin. Konvoi tersebut diyakini membawa para pejuang Tuareg yang direkrut pemimpin Libia yang kini buron, Muammar Gaddafi, untuk bertempur bagi rezimnya.

Menteri Luar Negeri Niger menyatakan Gaddafi tidak ikut dalam konvoi tersebut. Senin lalu, juru bicaranya menyatakan pemimpin berusia 69 tahun itu dalam kondisi sehat dan masih berada di Libia.

Menurut otoritas baru Libia, konvoi tersebut membawa emas dan uang. Konvoi yang tiba di Kota Agadez pada Senin malam itu, kini menuju Ibu Kota Niger, Niamey.

Niamey terletak di ujung barat daya Niger, sekitar 950 kilometer dari Agadez dan dekat dengan perbatasan Burkina Faso. Kota tersebut menawarkan suaka kepada Gaddafi.

Para pejabat Dewan Transisi Nasional Libia (NTC) mengatakan konvoi tersebut berangkat dari Kota Jufra, yang dikuasai Gaddafi, Senin lalu. ’’Konvoi kendaraan yang membawa emas, euro, dan dolar melintas dari Jufra menuju Niger dengan bantuan pejuang Tuareg dari suku Niger,’’ kata Fathi Baja dari NTC kepada Reuters.

Rombongan Gaddafi
Juru bicara NTC lainnya, Jalal al-Gallal, menyebut jumlah kendaraan itu sekitar 200 buah, dan mengatakan kepada kantor berita AFP, ’’Kami tidak bisa memberikan konfirmasi siapa yang ada dalam konvoi tersebut.’’

Menurut BBC, ada spekulasi bahwa konvoi tersebut membawa anggota rombongan Gaddafi, lantaran rute gurun tersebut merupakan jalan yang paling mungkin bagi mereka untuk menghindari tentara yang loyal pada NTC.

Sementara itu ketua juru runding NTC Abdallah Kenshil mengatakan kepada CNN bahwa konvoi tersebut meninggalkan kubu pro-Gaddafi di Bani Walid tiga hari lalu. Dan dia yakin Saif al-Islam, putra Gaddafi, ikut dalam konvoi tersebut.

Sumber lain menyebutkan, konvoi tersebut membawa tiga warga Niger, Agaly Alambo dan dua saudara lelakinya, serta 11 warga Libia, di antaranya Mansour Daw. Warga Libia tersebut tiba di Kota Agadez, bagian utara Niger, didampingi Alambo, pemimpin utama pemberontak Tuareg, Niger, yang memiliki hubungan dekat dengan Gaddafi.

Alambo adalah pemimpin Gerakan Keadilan Niger, yang merupakan kelompok pemberontak utama Tuareg sejak 2007. Dia tinggal di Libia sejak Gaddafi memprakarsai diakhirnya perjuangan tokoh itu melawan Niamey pada 2009.

Ketika negara-negara Barat mendukung oposisi Libya awal tahun ini, Alambo merekrut ratusan bekas pemberontak Niger untuk bertempur membantu Gaddafi.

April lalu orang-orang dekat Gaddafi dikabarkan tiba di Agadez dengan membawa tas-tas penuh berisi uang untuk merekrut ratusan anak muda. Sekitar 1.500 bekas pemberontak Tuareg bertempur bersama pengikut Gaddafi, namun sejak Tripoli jatuh ke tangan oposisi, ratusan dari mereka kembali ke Niger, sementara sekitar 500 lainnya mundur ke Sirte.