Resuffle Versi Indo Barometer
Gerbong reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II bergerak. Dipastikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengumumkan perombakan itu sebelum tanggal 20 Oktober 2011. Indo Barometer kemarin melansir tiga nama menteri yang bakal diganti.
Pengamat politik Indo Barometer M Qodari memperkirakan ada tiga menteri yang mempunyai potensi besar akan di-reshuffle oleh SBY. Pertama adalah Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Mustafa ini kemungkinan besar diganti karena sakit dan tidak bisa melanjutkan tugasnya di Kementerian BUMN. Kemungkinan besar Mustafa akan digantikan oleh Dirut PLN Dahlan Iskan yang terbukti telah membuat terobosan di tubuh PLN,” jelasnya.
Menteri kedua yakni Menteri ESDM Darwin Zahedy Shaleh. Target kinerja Darwin dinilai tidak tercapai. Posisi ini cocok ditempati Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Menteri yang ketiga yakni Menteri Keuangan Agus Martowardjodjo.
Agus dinilai kurang sejalan dengan presiden. Posisi Menkeu akan ditempati Gita Wiryawan yang saat ini menjabat Kepala BKPM. ”Dia (Gita) pengalaman di dunia keuangan dan dekat dengan Presiden SBY dan keluarga,” katanya.
Qodari berharap Presiden Yudhoyono juga mengumumkan alasan menteri itu diganti. Dengan demikian ada jaminan bahwa penggantian itu upaya untuk mencapai target pembangunan.
Namun Qodari ragu SBY akan berani melakukan gebrakan dalam reshuffle ini, karena beberapa menteri yang dirundung masalah belum juga mendapatkan ganti yang tepat.
“Misalnya Freddy Numberi, terlepas dari isu “tak sedap” terhadapnya, namun dia mewakili Papua dan juga kader Demokrat. Adakah unsur daerah yang mumpuni menggantikan dia untuk bekerja lebih keras lagi. Begitu pula soal mengganti Muhaimin dan Andi Mallarangeng, akan tidak mudah bagi SBY,” katanya.
Muhaimin terlepas dari berbagai masalah yang merundungnya, menurutnya, adalah parpol yang paling setia terhadap Demokrat. Selain itu tidak banyak kader PKB yang menonjol dan mampu menggantikan Muhaimin. Adapun Menpora Andi Malarangeng mempunyai kedekatan dengan keluarga SBY.
Sementara itu menurut Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga, reshuffle sudah diutarakan Presiden pada saat Ulang Tahunnya pada 9 September lalu. Reshuffle kali ini untuk melakukan perubahan. “Orang-orang yang sudah merasa lelah, tidak cakap, tidak mampu harus diganti. Kita butuh awak baru,” katanya.
Presiden melakukan reshuffle karena merasa akselerasi program-program pemerintah yang ada di Kementerian harus ditingkatkan. Atau dengan kata lain Presiden ingin gaya memimpin menteri-menterinya lebih baik.
Sampaikan Nama
Sementara itu, pengamat politik Sugeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit mengatakan, sebetulnya partai besar yang mempunyai jumlah anggota di DPR dan kader yang besar tidak perlu khawatir menghadapi isu reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
“Saya menilai SBY akan mempersilakan parpol menyampaikan nama-nama, lalu nanti dipilih yang terbaik, kalau parpol itu besar pasti ada saja nama. Kalau kecil, kader dan tokoh yang menonjol kan sedikit, juga kekuatan di parlemen juga kecil, ini yang repot,” kata Sukardi dalam diskusi Sindo Polemik di Warung Daun Jakarta, kemarin.
Sukardi juga memprediksi, menteri yang mengisi kabinet hasil perombakan kali ini adalah menteri yang siap bekerja keras dan dikontrol ketat. Oleh karenanya bila menjadi Presiden, Sukardi akan langsung mencopot orang yang melakukan sujud syukur pada saat menerima jabatan menteri.
“Wong terima tanggung jawab berat kok malah seperti mendapatkan hadiah. Kalau saya jadi presidennya, langsung saya copot dia,” kata pria asal Madiun tersebut.
Di Solo, Ketua Komisi Yudisial Prof Dr Erman Suparman SH menilai, Presiden SBY terlalu penakut dan tidak punya keberanian untuk segera me-reshuffle kabinetnya.
Dia mengatakan, para pemimpin diakui sudah sangat terbelit kecintaan pada dunia. Mereka takut kalau sampai jabatannya dicopot, hanya karena menerapkan kebijakan yang dinilai tidak populer, meski itu benar.