MotoGP masih menyisakan empat seri lagi. Namun, pembalap Repsol Honda, Casey Stoner, hampir pasti keluar sebagai juara musim ini. Saat ini pembalap Australia itu nangkring di puncak klasemen sementara pembalap dengan 284 poin, terpaut 44 poin dengan Jorge Lorenzo dari Yamaha.
Gelar juara dipastikan bisa diraih Stoner jika dia sukses di dua seri berikutnya. Itu berarti, mantan pembalap Ducati tersebut akan berpesta di GP Australia yang digelar di Sirkuit Phillip Island. Tentu saja itu akan sangat menyenangkan karena dia berhasil memastikan gelar di depan pendukungnya sendiri.
”Tahun ini ada kemungkinan untuk menjadi juara dunia di Phillip Island. Itu akan jadi fantastis. Tapi aku belum mau memikirkan hal itu dulu,” ungkap Stoner.
Empat seri terakhir MotoGP akan digelar di Jepang (2/10), Australia (16/10), Malaysia (23/10), dan Valencia (6/11).
Jika Stoner sudah bisa memastikan gelar juara dunia di Phillip Island, ia akan menjalani dua seri terakhir dengan santai. Namun, jika mesti bertarung sampai akhir untuk menggondol titel juara dunia keduanya di MotoGP, Stoner tetap siap.
”Akan menyenangkan untuk membalap di seri terakhir tanpa perlu lagi memikirkan kejuaraan dunia. Tapi aku tidak masalah jika harus terus bertarung sampai seri terakhir,” ujarnya.
”Itu akan membuat darahmu bergolak. Aku akan terus berusaha maju seperti saat ini. Aku akan berusaha memenangi balapan-balapan itu,” tandasnya.
Posisi Duduk
Valentino Rossi pun tetap akan fight menghadapi empat seri terakhir agar mampu meraih hasil terbaik. Untuk itu, juara dunia tujuh kali itupun akan melakukan beberapa perubahan, khususnya posisi duduk di motornya.
Ia juga mengaku kalau masalahnya dengan gaya mengendarai motor ini terlihat jelas di televisi. ”Aku tidak merasa nyaman di atas motor. Jadi kami telah berpikir untuk memindahkan berat dan jika Anda lihat di televisi, aku tidak berkendara seperti dulu. Terlihat jelas dari luar,” terangnya.
”Kami kalah dalam beberapa area-area yang aneh. Contohnya, dibandingkan dengan Casey Stoner, kami jauh lebih lambat di trek lurus, dengan motor sama yang kami dapatkan dari tes pertama,” terang Rossi.
”Kami harus memahami ini karena mungkin posisi berkendara seperti ini lebih cocok untuk pembalap yang lebih pendek dan kecil ketimbang pembalap jangkung seperti diriku atau Nicky (Hayden). Kami harus mencari tahu apa kami bisa membenahinya,” imbuhnya.