Di Semarang, Pasokan air minum kemasan galon di sejumlah toko di Semarang masih tersendat akibat tidak keluarnya izin distribusi air mineral pada saat Lebaran kemarin.
Hingga saat ini, stok di beberapa toko dan agen penjualan air mineral hampir semuanya kosong. ’’Masih sulit. Sejak H+1 saya kesulitan membeli air minum galon. Di toko-toko dekat rumah sudah nggak ada.
Terpaksa saya harus berkeliling lebih jauh untuk mencari air minum galon. Sekalinya ketemu harganya
mahal sekali sampai Rp 15.000 dibanding sebelumnya Rp 11.000,’’ ujar Rahayu (29) warga Pandean Lamper.
Bagi Rahayu, kondisi ini cukup merepotkannya. Pasalnya, air minum galon sudah menjadi konsumsi utama air mineral di keluarganya. Dalam satu bulan ia bisa menghabiskan hingga empat galon. ’’Kalau pakai air galon kan lebih praktis dan hemat. Nggak perlu rebus air setiap hari. Tapi kalau air minum galonnya kosong begini ya repot juga, ’’ungkapnya.
Hal yang sama juga diutarakan Kasdi (28), penjual air mineral di Banyumanik. Menurut dia, stok untuk air mineral, khususnya yang kemasan galon saat ini sedang langka. Suplai masih tersendat, sementara konsumen mulai membutuhkan.
“Saya sudah pesan ke tiga tempat tapi semuanya kosong. Padahal banyak warga yang mencari. Ini karena suplai belum stabil. Pada akhirnya, sebagian besar masyarakat beralih ke air minum kemasan botol,’’ jelas dia.
Selain barangnya yang semakin sulit dicari, harga air minum galon pun ikut melambung tinggi. Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, Minggu (11/9), merek Aqua satu galon dijual dengan harga variatif mulai Rp 13.500 hingga
Rp 15.000. Padahal normalnya hanya berkisar Rp 10.000-Rp 11.000. Merek lain seperti Club, harga satu galon mencapai Rp 9.000 dibanding biasanya Rp 7.000.
Kebutuhan Tambahan
Karyawan PT Tirta Varia Inti Pratama, perusahaan distributor Aqua untuk partai besar, Agus (30) mengatakan, stok untuk air galon Aqua mulai terhambat sejak Lebaran hingga H+2.
“Sejak Lebaran sampai saat ini pengiriman keteteran. Masalahnya, kontainer yang mengangkut Aqua tidak boleh lewat. Jalan lebih diutamakan untuk pemudik,’’tukasnya.
Produsen, kata dia, biasanya melakukan pengiriman Aqua 4 kali sehari dengan jumlah rata-rata 1.000 galon. Namun, selama pekan Lebaran pihak produsen hanya mengirim 2 kali sehari sekitar 500 galon. “Stoknya tergantung pengiriman. Kalau sekarang, hanya ada setengah dari biasanya,” kata Agus.
Karena itu, pihaknya membagi stok yang ada ke beberapa agen penyalur dan toko di wilayah Semarang. “Pembatasan truk saat Lebaran ikut menghambat distribusi. Pembelian menurun tapi pasokan juga tidak ada. Tidak heran kalau banyak toko yang kehabisan air galon,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Andreas Tikno mengakui jika saat ini memang terjadi kelangkahan air mineral. Hal ini dipicu karena tidak keluarnya izin distribusi air mineral pada saat Lebaran kemarin.
“Kalau pada tahun lalu kami mendapatkan izin, tetapi pada tahun ini tidak. Izin distribusi barang selama Lebaran hanya diberikan untuk komoditas bahan pokok. Sementara air mineral masih dianggap sebagai kebutuhan tambahan saja,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi ini masih terjadi hingga H+15 nanti. Karena untuk memulihkan menjadi normal butuh waktu sekitar satu hingga tiga minggu karena permintaan juga terus mengalir. Sebenarnya, lanjut Andreas, sebelum Lebaran pendistribusian sampai pelosok dan berlimpah. Karena permintaan mengalami kenaikan sejak minggu ketiga bulan puasa, akhirnya stok menipis. Sementara suplai selama Lebaran dihentikan.