Kota Semarang sebagai kota perdagangan, industri, dan jasa dianggap masih minim kawasan sentra industri yang dapat meningkatkan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang dikelola pengusaha kecil di kota ini.
Padahal banyak usaha yang berdiri puluhan tahun dan masih bertahan hingga kini. Salah satunya, Kampung Ligu di Kelurahan Sarirejo Kecamatan Semarang Tengah yang dikenal dengan usaha bengkel dan pengecatan.
Hanya saja usaha yang sudah berlangsung turun temurun itu belum diarahkan menjadi sentra industri. Padahal dengan pendekatan sentra/cluster mampu difokuskan ke arah spesialisasi produk. Dimana produk yang dihasilkan merupakan produk yang berkeunggulan kompetitif dari semula yang berkeunggulan komparatif.
Kehadiran sentra-sentra industri sebagai bagian ekonomi kerakyatan selama ini sudah terbukti menjadi akses potensi daerah dan menyangga bidang ekonomi lokal. Sehingga kehadirannya perlu dimanfaatkan lebih jauh dan mendapat ruang serta kesempatan yang lebih luas. Untuk itu, para pengrajin perlu mendapatkan perhatian dalam bidang keragaman kreatifitas desain dan pembinaan untuk peningkatan mutu dan kualitas.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, Trijoto Sardjoko mengakui pengembangan potensi usaha di Kota Semarang saat ini belum diarahkan pada pendekatan sentra industri maupun kerajinan. Untuk mengarah kesana, pihaknya perlu mengevaluasi secara bertahap sesuai dengan kondisi lingkungan industri setempat. ”Dari potensi yang ada dilihat dulu, memungkinkan atau tidak jika dikembangkan menjadi sentra industri,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran sentra-sentra industri membuka peluang promosi bagi para pelaku bisnis rumahan. Seperti halnya dengan usaha pengecatan di Kampung Ligu, yang aktivitas usahanya masih sebatas di perkampungan tersebut. Adapun pengembangan sentra-sentra industri ini diharapkan meningkatkan pemasaran produk dan kualitas produksi ke arah yang lebih baik sehingga memberi nilai tambah bagi lingkungan dan pelaku usaha itu sendiri.
Pembentukan sentra-sentra itu nantinya menjadi wadah pengembangan bagi industri.
Sementara itu, Camat Semarang Timur Sumarjo menambahkan, pembentukan cluster atau sentra di Kampung Ligu menjadi solusi terbaik bagi pengembangan usaha setempat. Dari sisi lokasi, Kampung Ligu dinilai sudah tidak representatif lagi. Pasalnya, ruang yang terbatas dinilai menjadi biang keladi permasalahan baru seperti timbulnya kemacetan.
Menurutnya, kehadiran sentra-sentra industri membuka peluang promosi bagi para pelaku bisnis rumahan. Seperti halnya dengan usaha pengecatan di Kampung Ligu, yang aktivitas usahanya masih sebatas di perkampungan tersebut. Adapun pengembangan sentra-sentra industri ini diharapkan meningkatkan pemasaran produk dan kualitas produksi ke arah yang lebih baik sehingga memberi nilai tambah bagi lingkungan dan pelaku usaha itu sendiri.
Pembentukan sentra-sentra itu nantinya menjadi wadah pengembangan bagi industri.
Sementara itu, Camat Semarang Timur Sumarjo menambahkan, pembentukan cluster atau sentra di Kampung Ligu menjadi solusi terbaik bagi pengembangan usaha setempat. Dari sisi lokasi, Kampung Ligu dinilai sudah tidak representatif lagi. Pasalnya, ruang yang terbatas dinilai menjadi biang keladi permasalahan baru seperti timbulnya kemacetan.