Badan Antariksa Nasional AS (NASA) kemarin menyatakan, satelit UARS berbobot 6 ton yang sudah tidak berfungsi lagi memasuki atmosfer pada Sabtu sore kemarin WIB dan serpihannya disinyalir jatuh di Kanada.
Sejumlah laporan melalui situs jejaring sosial Twitter menyebutkan beberapa serpihan aneh jatuh di sekitar Okotoks, kota kecil di sebelah selatan Calgary, Kanada bagian barat.
Serpihan-serpihan itu diduga kuat merupakan bagian dari satelit riset yang telah mengorbit bumi selama 20 tahun tersebut.
Para ilmuwan belum bisa menjelaskan waktu dan posisi pasti di mana jatuhnya satelit jenis Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) tersebut. Pergesekan dengan atmosfer luar diyakini terjadi pada Sabtu pagi antara pukul 03.45 dan 04.45 GMT atau Sabtu siang pukul 10.45 dan 11.45 WIB kemarin.
Satelit dengan panjang 10,6 meter dan diameter 4,5 meter itu menjadi lepas tak terkendali di atmosfer setelah cukup lama tidak berfungsi. Stasiun luar angkasa terakhir milik Rusia, Mir yang berbobot 135 ton, juga mengalami hal yang sama namun jatuhnya terkendali di Samudera Pasifik pada 2001.
Berkaca pada kasus UARS tersebut, NASA kini tengah merencanakan pengendalian terhadap satelit-satelit atau stasiun-stasiun ruang angkasa yang akan ditarik kembali ke bumi.
Satelit UARS yang berbobot 6 ton tersebut dilepas ke orbit oleh pesawat ulang-alik pada 1991 untuk mempelajari ozone dan unsur-unsur kimia lain di atmosfer bumi. Satelit itu telah merampungkan misinya pada 2005 dan lambat laun kehilangan kontrol ketinggian akibat gravitasi bumi.
Sebagian besar badan satelit tersebut terbakar dan hancur ketika bergesekan dengan atmosfer bumi, namun sekitar 26 serpihan yang masing-masing berbobot sekitar 500 kg diperkirakan lolos dan jatuh ke bumi. Penyebaran jatuhnya serpihan berkisar antara 800 km, namun lokasi pastinya masih sulit diperkirakan.