Bendera baru Libia berkibar di markas PBB di New York untuk kali pertama, kemarin, setelah Muammar Gaddafi terguling.
Para pemimpin dunia yang menghadiri sidang Majelis Umum (MU) PBB menyambut baik pemerintahan baru Libia, Dewan Transisi Nasional (NTC), dan mengucapkan selamat atas tergulingnya Gaddafi oleh kelompok oposisi dukungan NATO dalam konflik tujuh bulan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyambut baik pemimpin baru Libia di kancah internasional. Dia mengatakan Dewan Keamanan PBB telah bertindak untuk melindungi rakyat Libia dari kerusuhan.
’’Hari ini, kita harus merespons dengan langkah cepat dan menentukan. Kali ini untuk mengonsolidasi perdamaian dan demokrasi,’’ tambah Ban.
Libia telah mengganti bendera yang digunakan mulai 1951 sampai 1977 saat Gaddafi memerintah selama hampir 42 tahun. Negara di Afrika Utara itu memperkenalkan bendera hijau untuk Libyan Arab Jamahiriya, atau republik rakyat.
Diakui Uni Afrika
Selain disambut baik MU PBB, penguasa baru Libia juga diakui oleh Uni Afrika.Uni Afrika selama ini dikritik karena dianggap lamban memberikan reaksi atas peristiwa yang terjadi di negara kawasan. Namun kini, organisasi itu menyatakan siap membantu NTC dalam upaya membangun pemerintahan baru di Libia.
’’Uni Afrika siap untuk mendukung warga Libia di saat mereka kembali membangun kembali negara mereka menuju Libia yang bersatu, demokratis, damai, dan sejahtera,’’ kata Presiden Guini Ekuator Teodoro Obiang Nguema, yang saat ini memegang peranan sebagai ketua Uni Afrika.
Pengakuan itu dilontarkan di saat bersamaan dengan pertemuan Presiden Barack Obama dengan ketua NTC Mustafa Abdul Jalil terkait pembukaan kembali kedutaan AS di Tripoli.
Setelah bertemu dengan Obama di New York, Mustafa Abdul Jalil berterimakasih kepada PBB dan komunitas internasional atas dukungan terhadap Libia dan menyatakan bahwa tugas mereka baru saja dimulai. “Gaddafi masih di Libia dan masih memiliki sejumlah sumber daya yang bisa mengancam bukan hanya untuk Libia tetapi juga untuk keamanan internasional, katanya.
“Perjalanan kami masih panjang dan banyak tantangan dalam berbagai tingkat. Kebutuhan kami banyak, kami kehilangan 25.000 jiwa dan masih banyak yang terluka, tambahnya.
Namun dia menjanjikan semangat toleransi dan rekonsiliasi, dan menyerukan bantuan internasional untuk membantu negaranya keluar dari konflik dan membangun demokrasi.
’’Hari ini, rakyat Libia tengah menyusun babak baru dalam kehidupan negaranya,’’ kata Obama saat pengumumkan kembalinya utusan AS ke Tripoli. ’’Kami akan berpihak kepada Anda dalam perjuangan merealisasikan perdamaian dan kebebasan.’’
Sementara itu kabinet baru yang disusulkan PM sementara Libia Mahmoud Jibril gagal memperoleh persetujuan Minggu lalu, namun dia mengatakan di New York bahwa pemerintahan baru diperkirakan bakal tersususn pekan depan atau dalam 10 hari ini.