Jika penyanyi memilih membawakan karya sendiri, tidak dengan Sierra Soetedjo. Dia justru merilis albumnya dengan lagu-lagu jazz legendaris pada albumnya The Only One. Nomor itu merupakan single andalan debut album biduanita kelahiran 8 April 1980 ini. Lagu tersebut adalah karya terakhir dari legenda Indonesia, Bing Slamet sebelum ia tutup usia pada umur 47 tahun. Atas hasil brainstorming dengan sang produser, Endru Darmoko, lagu yang dikemas pop/jazz itu pun dipilih.
Ia juga baru saja merilis video klip lagu yang berdurasi 4:42 menit itu ke situs Youtube dengan menggandeng rumah produksi Fusion Light Pictures dan sang sutradara Aris Alfonsius.
Sejak menyelesaikan studi di Western Australia Academy of Performing Arts, Australia, Sierra disebut-sebut sebagai penyanyi pendatang baru yang akan mewarnai konstelasi musik jazz. Sebab, saat mengambil jurusan untuk jazz performance, lulus dengan predikat Advance Diploma of Contemporary.
Tak berhenti di karier studi, ia membentuk I Duetz yang menyanyikan lagu-lagu R & B hingga sempat membuka konser Jin (rapper Amerika) dan 2006 membuka konser Kahitna.
Merecycle
Atas kiprahnya selama di Negeri Kanguru, Sierra mulai diperhitungkan di dunia musik Indonesia. Sekembalinya ke Jakarta pada 2008, ajakan berkolaborasi pun bertubi-tubi dari para musisi. Bersama Tompi menghasilkan album My Happy Life yang berduet untuk lagu "Love Letter".
Kecintaannya terhadap lagu lama itu ia wujudkan dalam album perdana. Tengok bagaimana Sierra berhasil menghidupkan kembali lagu "Fallen"-nya Lauren Wood, "You" dari Basil Valdez hingga tembang "Save the Last Dance" yang kerap ia mainkan di setiap penampilannya.
Dalam waktu dekat ini, pecinta makanan Jepang dan Italia ini akan merilis album volume kedua dengan konsep recycle seperti album sebelumnya.