Di NEW YORK, Rakyat Amerika, kemarin, mengenang ”horor” 11 September 2001, saat sekitar 3.000 orang tewas dalam serangan pesawat bajakan ke menara kembar World Trade Center (WTC) 10 tahun lalu itu.
’’Tuhan adalah pelindung dan kekuatan kita,’’ kata Presiden Barack Obama, membaca Injil, selama upacara
peringatan di Ground Zero, tempat anggota keluarga setiap tahun membaca nama-nama korban.
Ribuan orang berkumpul di pagi hari yang cerah itu untuk mengheningkan cipta di lokasi bekas WTC. Keamanan diperketat dan tidak ada lalu lintas, sementara keheningan yang mengerikan terjadi di lokasi tempat 10 tahun lalu gedung pencakar langit 110 lantai runtuh setelah ditabrak pesawat bajakan dan abunya menutupi Manhattan.
Upacara peringatan yang mengharukan itu — saat para pemuda melantunkan lagu nasional dan regu pemadam kebakaran mengangkat bendera Amerika yang diselamatkan dari Ground Zero — membuat orang-orang menitikkan air mata.
Anggota keluarga mengenakan kaus bergambar wajah korban tewas, membawa foto, bunga, dan bendera dalam emosi tinggi.
Untuk kali pertama, sanak keluarga korban melihat monumen yang baru saja rampung dan menyentuh goresan nama orang-orang yang mereka cintai.
Beberapa di antara mereka meninggalkan bunga, yang lain meletakkan boneka panda kecil. Beberapa lagi menggunakan pensil untuk menggoreskan nama-nama di kertas, yang lainnya mengambil gambar.
Monumen Peringatan
Banyak orang tak kuasa membendung air mata saat nama-nama korban dibacakan oleh istri dan suami, ayah, ibu, adik, kakak, dan anak-anak. Beberapa di natar mereka bahkan tak bisa menahan emosi atas hilangnya anggota keluarganya.
”Saya masih merasa kehilangan ayah saya. Dia mengagumkan,” kata Peter Negron, yang masih anak-anak ketika sang ayah, Pete, tewas di salah satu menara WTC.
Serangan Al-Qaedah pada 2001 itu kini merupakan bagian dari kehidupan rakyat Amerika dan dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Peringatan tersebut merupakan yang pertama yang melibatkan presiden AS.
Monumen peringatan itu meliputi dua alun-alun dalam bentuk kaki Menara Kembar dengan air terjun setinggi 30 kaki. Di sekitar tepi kolam di pusat setiap alun-alun adalah nama-nama korban serangan kamikaze 11 September dan serangan sebelumnya pada 1993 di pusat perdagangan tersebut.
”Sepuluh tahun telah berlalu sejak langit pagi yang biru cerah berubah menjadi hitam kelam,” kata
Wali Kota New York Michael Bloomberg selama upacara tersebut. ”Sejak itu, kita hidup dalam bayangan, dan meski kita tidak akan pernah melihat lagi apa yang terjadi di sini, kami bisa melihat anak-anak yang kehilangan orang tuanya tumbuh menjadi remaja, cucu-cucu telah lahir, dan pelayanan publik diperbaiki untuk menghormati orang-orang yang kita cintai dan telah meninggalkan kita semua.”
Obama mengunjungi Kolam North Memorial, yang terletak di kaki menara utara. Dia berjalan mengelilingi kolam itu bergandengan tangan dengan Ibu Negara Michelle Obama, mantan Presiden George W Bush dan istri, Laura Bush.
Dalam suatu momen yang mengharukan, Obama menyentuh nama-nama korban tewas yang ditulis di batu sebelum menyembut beberap anggota keluarga.
Polisi di New York dan Washington disiagakan terhadap ancaman Al-Qaedah yang kredibel namun belum dikonfirmasikan untuk menyerang AS lagi pada peringatan 10 tahun tragedi 11/9 itu.
Dalam serangan 11/9 itu, 19 anggota Al-Qaedah membajak pesawat dan menabrakkannya ke WTC, Pentagon, dan sebuah ladang di Shanksville, Pennsylvania. Beberapa pekan setelah insiden itu, pasukan AS menyerang Afghanistan untuk menggulingkan penguasa Talib di negara itu.
Pasalnya, kelompok militan itu dituduh melindungi para pemimpin Al-Qaedah yang bertanggung jawab atas serangan 11/9 tersebut.
Untuk menandai 10 tahun stragedi tersebut, Obama mengunjungi ketiga lokasi serangan tersebut.